Kualitas air yang baik adalah kebutuhan dasar bagi kesehatan manusia dan pertumbuhan anak yang optimal. Namun, masih banyak daerah di Indonesia yang menghadapi masalah kualitas air yang buruk, terutama di daerah pedesaan. Salah satu dampak buruk yang seringkali terjadi akibat kualitas air yang buruk adalah stunting pada anak-anak. Stunting adalah kondisi ketika anak mengalami pertumbuhan terhambat, akibat kekurangan gizi secara kronis. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai kualitas air dan dampaknya pada pertumbuhan anak dan stunting.
Kualitas Air dan Dampaknya pada Pertumbuhan Anak dan Stunting
Kualitas air yang buruk dapat berdampak pada kesehatan anak dan pertumbuhannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau zat kimia berbahaya dapat menyebabkan diare, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit lainnya pada anak-anak. Infeksi dan penyakit ini kemudian dapat menghambat pertumbuhan anak dan menyebabkan kondisi stunting. Stunting dapat berdampak buruk pada masa depan anak, termasuk masalah kognitif, gangguan perkembangan fisik, dan risiko penyakit kronis di kemudian hari.
Kualitas air yang buruk juga dapat menyebabkan anak kekurangan gizi. Air yang mengandung logam berat seperti timbal atau arsenik dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh anak. Akibatnya, anak dapat mengalami kekurangan zat gizi penting seperti zat besi, kalsium, dan vitamin A. Kekurangan zat gizi ini juga dapat menyebabkan stunting dan berdampak negatif pada perkembangan kognitif dan fisik anak.
Dampak Kualitas Air di Desa Kersagalih
Salah satu contoh daerah yang menghadapi masalah kualitas air buruk adalah Desa Kersagalih di Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya. Desa Kersagalih terletak di daerah pedesaan yang masih memiliki akses terbatas terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai. Kualitas air di sumur-sumur desa ini sering kali tercemar oleh limbah pertanian dan limbah domestik, sehingga tidak aman untuk dikonsumsi.
Also read:
Membangun Ekosistem Pertanian Digital yang Berkelanjutan di Desa Kersagalih
Investasi Stabilitas Generasi Muda
Karena keterbatasan akses terhadap air bersih yang aman, anak-anak di Desa Kersagalih lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit akibat air yang terkontaminasi. Hal ini berdampak negatif pada pertumbuhan mereka, dengan banyak anak mengalami stunting. Kepala Desa Kersagalih, Bapak Asep, S.Pd.SD., telah menyadari pentingnya masalah ini dan sedang berupaya memperbaiki kualitas air di desanya dengan bekerja sama dengan pihak terkait untuk pemasangan sistem penyaringan air dan penyuluhan mengenai pentingnya sanitasi yang baik.
Konklusi
Kualitas air yang buruk dapat memiliki dampak serius pada pertumbuhan anak dan menyebabkan kondisi stunting. Masalah ini masih menjadi perhatian serius di banyak daerah pedesaan Indonesia. Oleh karena itu, peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai sangat penting untuk mencegah masalah ini. Upaya kolaboratif dari pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya diperlukan untuk memastikan bahwa anak-anak di seluruh Indonesia dapat tumbuh dengan sehat dan optimal, tanpa harus mengalami dampak buruk dari kualitas air yang buruk.
Referensi:
1. https://www.unicef.org/indonesia/id/air-bersih-dan-lingkungan
2. https://www.indonesia.go.id/kampung-kita/kampung-sehat/tangkap-groundwater-3-masalah-air-tanah-yang-harus-anda-tahu
0 Komentar