Desa Kersagalih, yang terletak di kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang unik. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan sampai saat ini adalah tradisi bertadarus, yang merupakan sebuah pengajian Al-Quran secara berkelompok. Tradisi ini menjadi ciri khas Desa Kersagalih dan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakatnya. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari lebih lanjut tentang Menggenggam Hikmah Ilahi: Desa Kersagalih dan Tradisi Bertadarus.
Jalinan yang Erat antara Desa Kersagalih dan Al-Quran
Desa Kersagalih telah menjadi pusat kegiatan dan devosi keagamaan sejak lama. Berbagai kegiatan keagamaan dilakukan di desa ini, dengan tradisi bertadarus menjadi salah satu kegiatan yang paling istimewa. Setiap malam Jumat, masyarakat Desa Kersagalih berkumpul di salah satu rumah warga yang menjadi tuan rumah pengajian Al-Quran. Mereka membaca, mempelajari, dan mengkaji ayat-ayat suci Al-Quran dengan penuh hikmat dan penghormatan.
Tradisi bertadarus di Desa Kersagalih bukan hanya sebatas kegiatan membaca dan menghafal Al-Quran. Lebih dari itu, tradisi ini melibatkan seluruh elemen masyarakat desa, dari anak-anak hingga orang dewasa. Hal ini mencerminkan semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong yang kuat di dalam masyarakat Desa Kersagalih.
Manfaat dan Hikmah dari Tradisi Bertadarus
Tradisi bertadarus telah memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Desa Kersagalih. Selain sebagai sarana untuk mempelajari dan memahami ajaran agama secara lebih mendalam, tradisi ini juga menjadi ajang untuk memperkuat ikatan sosial antarwarga desa. Melalui tradisi bertadarus, masyarakat Desa Kersagalih dapat saling mendukung, berbagi pengetahuan, dan menguatkan hubungan emosional mereka.
Bertadarus juga memberikan manfaat positif dalam pembentukan karakter dan kepribadian individu. Dengan terlibat aktif dalam tradisi ini, masyarakat Desa Kersagalih dapat mengasah keterampilan membaca Al-Quran dan meningkatkan pemahaman mereka tentang ajaran agama. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang baik kepada generasi muda.
Pelestarian Tradisi Bertadarus di Era Digital
Di era digital ini, di mana teknologi semakin canggih dan akses informasi semakin mudah, tradisi bertadarus di Desa Kersagalih tetap bertahan. Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, seperti pengaruh media sosial dan kehidupan modern yang sibuk, masyarakat Desa Kersagalih tetap menggenggam hikmah ilahi dengan teguh.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mengadaptasi teknologi dalam kegiatan bertadarus. Buku-buku Al-Quran elektronik telah diperkenalkan sebagai pengganti buku fisik. Ini memungkinkan para peserta dapat membaca Al-Quran dengan lebih efisien dan praktis. Namun, meskipun menggunakan teknologi, semangat dan esensi tradisi bertadarus tetap dipertahankan.
Desa Kersagalih juga telah menyadari pentingnya memperkenalkan dan mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda. Mereka mengorganisir pelatihan dan workshop untuk mengajarkan membaca dan menghafal Al-Quran sejak usia dini. Dengan cara ini, tradisi bertadarus yang telah menjadi warisan budaya berharga dari nenek moyang mereka dapat dilestarikan bahkan dalam era modern ini.
Kesimpulan
Desa Kersagalih di Kabupaten Tasikmalaya telah menjadi tempat di mana tradisi bertadarus masih hidup dengan kuat. Masyarakat Desa Kersagalih melalui tradisi ini menggenggam hikmah ilahi dengan penuh rasa syukur dan penghormatan. Selain menjadi ajang untuk memperdalam pemahaman agama, tradisi bertadarus juga memperkuat ikatan sosial dan membentuk karakter individu yang baik. Melalui adaptasi dengan teknologi dan upaya pelestarian nilai-nilai budaya, Desa Kersagalih mampu menjaga tradisi bertadarus tetap relevan dan bersinar di era digital ini. Semoga tradisi bertadarus di Desa Kersagalih dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih menghargai dan memahami warisan budaya dan kearifan lokal yang ada di sekitar kita.
0 Komentar